Catatan Dahlan Iskan: Ngaji Wagiman

Catatan Dahlan Iskan: Ngaji Wagiman - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Termasuk menemui saya. Ia belum puas dengan sistem di madrasahnya sekarang ini. Wagiman masih mengumpulkan pembanding. Jelas, ia akan mengubah sistem yang ada di Yanbu'ul Qur'an tanpa menghapus kekhususan tahfidnya.

Lulusan SD ini punya kecerdasan ilmuwan: gelisah oleh perkembangan zaman, lalu mencari jalan baru. Tidak hanya mencari, ia juga akan melaksanakannya.

Begitu terkenalnya Wagiman di Pati sampai ada yang mengusulkannya menjadi calon bupati. Wagiman sempat tergoda. Soal dana ia punya. Tapi ijazah SMA tidak ada.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sobekan Irawan

Akhirnya Wagiman ikut kejar paket B. Ikut ujian SMP. Lulus. Ikut pula paket C. Ujian SMA. Lulus. Setelah memiliki syarat formal itu Wagiman justru insyaf: untuk apa jadi bupati.

Ia ingin mengurus madrasah yang ia dirikan sampai maju sekali. Wagiman pun ambil putusan: batal mendaftar calon bupati. Saya ajak ia toss sampai tiga kali.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Teroris: Gunung Poso

Waktu Wagiman masih kecil tidak ada satu pun masjid di Desa Sukoharjo, Kecamatan Sedari Jaksa, di utara kota Pati itu. Ia masih ingat langgar pertama di desa itu didirikan di dekat rumahnya.

Itu pun karena tetangganya kawin dengan wanita dari Desa Sedan, Rembang, yang dikenal sebagai desa santri. Sang istri yang minta agar ada musala di halaman rumah mereka.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sobekan Lead

Sejak itu, Wagiman tidur di musala itu. Di langgar itu ia sempat belajar mengaji tapi tidak lama. Tidak sampai bisa beneran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya