Catatan Dahlan Iskan: Fikih Berubah

Catatan Dahlan Iskan: Fikih Berubah - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Ketika belum ada negara, alangkah bebasnya manusia. Bisa pergi ke mana saja. Orang Bugis sampai ke Afrika Selatan. Orang Fujian sampai ke Sumbawa.

Ketika ditanya akan ke mana, kakek Karmaka Suryaatmaja hanya menjawab: "xia nan yang". Artinya: turun ke laut selatan. Tidak ada suatu negara yang dituju.

Kapalnya terus berlayar ke Selatan. Sampailah ke pelabuhan yang lantas dikenal sebagai Sunda Kelapa. Karmaka, yang masih bayi hampir dibuang ke laut.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok dan Amerika Serikat: Balon Putih

Bayi Karmaka menderita sakit parah. Takut menular. Akhirnya Karmaka disembuhkan di dalam kapal. Baru bisa ke daratan Jawa. Akhirnya sampai ke Bandung. Kawin di Bandung.

Ketika negara dibentuk, ia jadi warga negara Indonesia. Lalu berjuang untuk bisa hidup di rantau. Sukses. Jadi pemilik bank NISP –kini OCBC NISP.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Fikih

Ketika dunia dikapling-kapling jadi negara, mulailah aturan hidup berubah total. Ketika ''kapling'' itu masih dalam bentuk kerajaan atau kekaisaran, batas-batasnya masih lentur.

Tapi begitu menjadi negara manusia terkurung di kurungan-kurungan negara. Apalagi setelah ada batas negara. Ada paspor. Ada visa. Ada imigrasi. Ada bea cukai.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ulang Tahun NU: Kaya Aset

Bagi kita yang, lahir setelah ada negara, kita tidak bisa membayangkan bagaimana hidup tanpa negara. Apakah dunia kian tertib, aman, sejahtera, setelah ada negara-negara?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya