
Sudah pasti, perang antar suku, antar kelompok, antar kerajaan berkurang secara drastis. Ada aturan yang akan menjerat mereka yang berkelahi. Aturan itu yang kita sepakati ketika membentuk negara.
Lantas terbentuklah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB): mengatur hubungan antarnegara. Secara internasional negara menjadi terikat pada aturan bersama di PBB.
Secara nasional warga negara mengikatkan diri pada aturan-aturan negara. Maka sejak itu lantas ada aturan pribadi, aturan keluarga, aturan agama, dan aturan negara.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok dan Amerika Serikat: Balon Putih
Antarkeluarga ada aturannya. Antarpenganut agama ada aturannya. Antarwarga negara juga ada aturannya. Bahkan antarnegara sesama anggota PBB ada aturannya.
Bolehkah perseorangan mengingkari aturan-aturan bersama itu? Dulu, ketika aturan hidup orang Islam dirumuskan dalam fikih, saat itu belum ada negara.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal NU: Abad Fikih
Fikih bisa mengikat perilaku perseorangan secara sempurna. Tanpa ada kekhawatiran terbentur dengan aturan lain di luar itu.
Demikian pula di Kristen. Maka Muktamar Fikih Peradaban yang berlangsung di Surabaya hari ini sangat menarik. Itulah Muktamar I Fikih Peradaban.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ulang Tahun NU: Kaya Aset
Yang akan merumuskan aturan-aturan fikih yang mampu mendukung kemajuan peradaban manusia. Yang akan disusul dengan muktamar ke II dan seterusnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News