
Lepas peristiwa 1965, warga keturunan Arab yang bermarga Aidid ini sengaja menghilangkan identitasnya lantaran situasi yang tak memungkinkan. Melansir dari Republika, seorang marga Aidid bernama Abdul Rachman mengungkapkan jika rentang tahun 1965-1970, nama Aidid cuma disebut 2 kali, yakni ketika menikahkan anak dan saat membacakan tahlil untuk marga Aidid yang meninggal.
Kini, semua ketakutan itu sudah lenyap. Warga yang memiliki marga Aidid sudah berani mengakui nama tersebut meski tak dicantumkan dalam kartu identitas ataupun ijazah. "Buat jaga-jaga saja," kata Abdul Rachman, mengutip dari Republika.
Video populer saat ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News