Catatan Dahlan Iskan: I-baru CSIS

Catatan Dahlan Iskan: I-baru CSIS - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Dan lagi, Iwan sangat diperlukan di Cornell University. Saya pun terkagum-kagum: ada orang Indonesia sangat diperlukan di Universitas begitu terkemuka di Amerika.

Seorang temannya bercerita ke saya: setiap kali Iwan minta berhenti, jabatannya dinaikkan. Bahkan ia pernah menjadi kepala jurusan di sana.

Saya pun ngobrol dengan Mas Iwan. Obrolan terlihat asyik. Lalu Prof Bahrul Hayat, wakil rektor U3I, minta saya ngobrol di depan kamera podcast. Kami pun ke ruang podcast U3I. Saya diminta sebagai pewawancara.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pedoman Stemcell

Usai dengan saya Prof Iwan masih meneruskan podcast itu dengan pewawancara sebenarnya. Prof Jamhari Makruf, juga wakil rektor, bergabung saat keliling ke gedung perkuliahan.

Ia pakai  blangkon Jawa. Asli Klaten, dekat pabrik gula. Ia guru besar antropologi Islam. Disertasinya tentang ziarah kubur. Para pengujinya di Australia sampai pada ingin lihat kuburan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Timnas Indonesia: Bibir Bengkak

"Saya pernah tidur di kuburan Sunan Mbayat tiga bulan," ujarnya.

Awalnya tidak takut. Kian lama kian banyak pengunjung yang bercerita tentang hantu di kuburan itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Robin

"Lama-lama merinding juga," guraunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya