
Alasannya sesuai isi surat itu bahwa Munammad Sulham jarang masuk belajar dan orangtuanya menolak membayar biaya infak sebesar Rp75.000 selama Juli 2019 hingga September 2019.
Sementara orangtua Muhammad Sulham bernama Syamsul Bahri yang ditemui di rumahnya menyatakan, keberatan atas tindakan SMP Muhammadiyah yang memberhentikan anaknya hanya gara-gara tidak mampu membayar uang infak.
Bahkan dia tegaskan, akan mempermasalahkan penarikan biaya infak ini yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika alasannya dana tersebut untuk membayar honor guru sebaiknya diambil dari dana BOS.
Ia juga membantah, alasan SMP Muhammadiyah Nunukan bahwa anaknya malas masuk belajar. "Anak saya baru jarang pergi sekolah setelah adanya surat ancaman dari sekolahnya bahwa yang tidak melunasi infak tidak diikutkan ujian pertengahan semester," kata Syamsul Bahri pada hari yang sama.
Selama ini, jelas dia, anaknya rajin masuk belajar dibuktikan dengan tidak adanya teguran dari sekolah bersangkutan.
Syamsul Bahri juga menilai, tindakan SMP Muhamamdiyah pilih kasih dalam memberikan tindakan kepada siswanya.
Sebab diketahuinya, ada tiga siswa di SMP Muhammadiyah Nunukan yang belum melunasi tagihan infak tapi diikutkan ujian PTS. (ANT)
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News