Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gantar

Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gantar - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sang istri adalah aktivis HMI juga. HMI-wati. Disebut Kohati. Dia aktivis di IAIN Banten. Mereka bertemu di forum organisasi: sesama HMI.

Di Banten, Panji sempat mengajar. Yakni di Madrasah Matla'ul Anwar. Kontaknya dengan sesama aktivis terjaga. Panji pun suatu hari dipanggil Moh. Natsir ke Jakarta. Bahasa Arab dan Inggrisnya bagus.

Penguasaan ilmu agamanya tidak diragukan. Latar belakangnya sebagai aktivis sangat diperlukan. Panji ditawari untuk bekerja di lembaga internasional: Rabithah Alam Islami.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gontor

Natsir, mantan ketua umum partai Masyumi, termasuk tokoh utama di lembaga itu. Nurcholish Madjid pernah mendapat gelar tidak resmi: Moh. Natsir muda. Demikian juga Prof Yusril Ihza Mahendra.

Di Rabithah Panji mendapat tugas sebagai kepala perwakilan lembaga itu di Malaysia timur. Di Sabah. Di Kota Kinabalu. Ia mendapat jatah setahun dua kali pulang ke Banten. Lalu sering ikut konferensi internasional.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Ibrani

Rabithah mempertahankan Panji pun setelah 10 tahun di Sabah. Begitu banyak orang Dayak yang masuk Islam selama ia di sana. Lalu Panji merasa cukup. Minta berhenti.

Panji ingin mengabdi di dalam negeri. Ia ingin mewujudkan mimpi-mimpi lamanya: mendirikan pesantren rahmatan lil alamin.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: I-baru CSIS

Pulang ke Indonesia ia mulai menjual gagasan madrasah seperti Gontor tapi tidak seperti Gontor. Banyak yang menolak gagasan awal Panji. Salah satunya Adi Sasono –menteri koperasi di zaman Presiden Habibie.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya