Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Jas

Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Jas - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - PUKUL 04.00 saya sudah bangun. Saya perlu air minum hangat setengah liter. Yakni untuk minum obat sebelum makan apa pun.

Air di termos kamar sudah dingin. Tidak ada telepon antar-kamar di wisma tamu Al-Zaytun ini.

Saya turun lewat lift: akan minta tolong ke petugas lobi. Tapi begitu keluar dari lift ruang makan di dekat lobi itu terlihat sudah terang.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gantar

Saya melongok ke dalamnya. Sudah banyak makanan. Atau: masih banyak makanan.

"Jam segini kok sudah melayani makan pagi?" tanya saya ke petugas ruang makan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Gontor

"Ini layanan makan sahur. Tadi banyak sahur. Banyak yang puasa," jawabnya.

Saya pun membawa air panas ke kamar. Satu termos besar. Istri saya juga perlu bikin susu untuk orang tua.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Ibrani

Saya pun segera ke masjid. Agak terlambat. Salat subuh berjamaah sudah dimulai. Isinya santri berpakaian pramuka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya