Catatan Dahlan Iskan soal Ponpes Al Zaytun: Zaytun Sinagog

Catatan Dahlan Iskan soal Ponpes Al Zaytun: Zaytun Sinagog - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

"Tidak saya hitung. Banyak yang pemberian orang," katanya.

Kini di Al Zaytun orang tua santri harus membayar kontan. Ketika jual hasil bumi juga kontan. Itu untuk biaya operasional sehari-hari. Karyawan dan guru jumlahnya ratusan. Mereka tetap harus digaji. Mereka juga harus tetap makan. Tiga kali sehari.

Ruang makannya besar sekali. Lauknya harus menjamin tercukupinya gizi. Ikan, telur, ayam, sayur. Sedang nasinya tidak dibatasi. Boleh mengambil sekenyangnya. Santri tidak boleh lapar sampai harus menipu pengurus madrasah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Wang Semah

Semua lauk, semua nasi, semua sayur, semua buah diproduksi sendiri. Maka Zaytun punya banyak usaha di lahan pertaniannya sendiri.

Itulah sebabnya Al Zaytun punya banyak rekening bank. Lebih 150 rekening. Usaha bawang merah harus rekening sendiri. Kebun pisang rekening terpisah. Padi. Nanas. Air minum. Ikan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Durian Baret

Semua punya rekening sendiri-sendiri. Semua rekening itu atas nama dua orang pengurus madrasah. Hanya saja untuk setiap pengeluaran harus ada persetujuan Syekh Panji.

"Menjelang 17 Agustus ini sebenarnya kami akan mengecat semua gedung. Tapi rekening keburu dibekukan," ujar Halim. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ikatan Dokter Indonesia: Gak Patheken

Saya tidak lama di Al Zaytun. Sebelum magrib sudah harus ke Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya