Catatan Dahlan Iskan: Tentara Menulis

Catatan Dahlan Iskan: Tentara Menulis - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Musuh pertama: terlalu banyak yang ingin ditulis. Semua hal mau dimasukkan dalam tulisan. Akhirnya tidak mulai-mulai. Tulisan pun jadi tidak fokus.

Musuh kedua: ingin menulis selengkap-lengkapnya. Akhirnya tulisan jadi ruwet.

Musuh ketiga: dikira ''penting'' itu pasti menarik. Maka tulisan menjadi sangat berat dan kaku.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Doktor Fengsui

Musuh keempat: dikira ''menarik'' itu penting. Hasilnya jadi tulisan tidak berbobot.

Musuh kelima: pidato pejabat yang panjang dan isinya tidak ada yang layak untuk dikutip sebagai bahan tulisan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sub Kontraktor

Saya tahu di antara peserta hari itu adalah staf yang pekerjaannya menyiapkan teks pidato pimpinan.

Maka soal pidato jadi topik bahasan yang menarik. Saya heran masih banyak orang yang berpidato panjang. Tidak menarik pula.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Berlian Panas

Padahal di zaman medsos ini semua orang ingin cepat-cepat. Tulisan panjang tidak dibaca. Video panjang tidak dilihat. Apalagi pidato panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya