Catatan Dahlan Iskan: Tanah Abang

Catatan Dahlan Iskan: Tanah Abang - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Ada yang minta saya untuk sesekali ke pasar Tanah Abang, Jakarta. Masih sepi, tapi saya harus melihatnya. Terutama bagaimana pedagang harus cari cara sendiri-sendiri untuk tetap bisa hidup.

Dia sering ke Tanah Abang: belanja untuk dijual lagi. Dia melihat Blog G tetap ''hancur'' dan seperti tidak tahu harus diapakan. Mungkin perlu meniru ide wali kota Boston, Amerika Serikat: mengubah gedung-gedung perkantoran yang kosong menjadi rumah apartemen.

Sejak pandemi Covid-19, di Boston, banyak kantor tutup. Mereka WFH. Setelah Covid berlalu mereka telanjur biasa WFH. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Daging Pencurian

Di pihak lain gelandangan kian banyak, pun di Boston. Maka wali kota pertama yang bukan kulit putih itu membuat keputusan migrasi perkantoran ke perumahan. Dia keturunan Tionghoa. Orang tuanyi imigran dari Taiwan.

Wali kota akan memberikan berbagai insentif untuk perubahan fungsi itu. Tapi pemilik gedung ragu-ragu. Mengubah gedung perkantoran menjadi perumahan tidak mudah. Juga tidak murah. Mendingan membangun apartemen baru.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Daging Murah

Sekarang diskusi untuk ide wali kota itu meluas. Banyak kota besar di Amerika menghadapi persoalan yang sama. Termasuk San Francisco di pantai barat Amerika.

Blok F Tanah Abang, kata Wanita Disway itu, masih hidup. Meski tidak bisa dikatakan hidup baru. Inilah  blok untuk perdagangan partai besar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok: Batuk Flu

Saya lebih diminta ke Blok A dan B. Yang hanya hidup di lantai 1,2, dan 3 nya. Sedang 4,5,6,7 masih seperti selama ini: mati. Belum ada ide bagaimana menghidupkannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya