Status Malang sebagai kota mahasiswa itulah yang membuat lembaga pendidikan seperti Universitas Binus ikut membuka kampus di Malang. Padahal sudah ada 57 perguruan tinggi swasta di Malang.
Kemarin malam saya hadir di salah satu yang swasta itu. Relatif baru: Universitas Ma Chung. Ada acara bedah buku saya yang diterbitkan Yayasan Obor: Teladan dari Tiongkok.
Pembicara satunya lagi Anda sudah tahu: Dr Novi Basuki. Santri Nurul Jadid Probolinggo yang S-1, S-2, dan S-3 nya di Tiongkok. Inilah bedah buku yang dihadiri lebih 500 orang.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nama Logo
Ma Chung adalah singkatan. Ma-nya adalah Malang. Chung-nya adalah Kaochung (SMA). SMA Malang. Chung juga bisa berarti Tionghoa. Atau bisa juga berarti Tiongkok.
Zaman dulu memang banyak sekolah Tionghoa terkenal. Di Jakarta ada Pachung. Di Surabaya ada Xinchung. Di Malang ada Ma Chung. Sekolah-sekolah seperti itu dilarang di tahun 1965.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal India Ganti Nama: Bharat Timur
Alumni Ma Chung banyak yang terkenal. Salah satunya Anda sudah tahu: Mochtar Riady, konglomerat pemilik grup Lippo.
Murdaya Poo juga pernah di Ma Chung. Pun Teguh Kinarto, pengusaha papan atas di Surabaya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Huawei: Setelah Kepepet
"Kalau minum air, jangan lupa sumbernya". Itulah pepatah terkenal di Tiongkok. Pepatah itu jadi salah satu pegangan orang Tionghoa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News