Catatan Dahlan Iskan: Paten Pasila

Catatan Dahlan Iskan: Paten Pasila - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - "Jangan lagi hanya berorientasi ke Corpus. Kita malu dengan sopir taksi".

Maksudnya: doktor dan guru besar jangan hanya berlomba bikin karya tulis untuk dipublikasikan di jurnal. Bikinlah karya nyata. Sekecil apa pun. Lebih tegasnya lagi: kejarlah paten. Jangan kejar jurnal.

Yang mengatakan itu tamu saya Sabtu lalu. Ia sendiri sudah punya lebih dari 40 paten.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kereta Cepat

"Paten itu tidak harus laku. Tidak harus langsung bisa dilaksanakan. Paten itu aset. Seperti punya tanah. Lama-lama sangat berharga," katanya.

Namanya: Felix Pasila. Lulusan elektro ITS (Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya). Masternya di Jerman. Di bidang automation. Doktornya di Bologna, Italia. Di bidang artificial intelligence (AI).

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Komunikasi Rempang

Menjelang mendapat gelar doktor Felix kembali ke Indonesia. Tahun 2013. Dari bandara Juanda ia naik taksi. Di perjalanan ia ngobrol dengan sopir.

"Apakah penghasilan dari taksi cukup untuk hidup?"

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Konflik Perguruan Pencak Silat: Siaga Silat

“Saya punya pekerjaan sampingan".

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya