
"Kami ini," katanya sambil mendekat ke Luhut, "pasukan tempur".
Karena harus bertempur maka terbentuklah jiwa jagoan.
"Sebagai sesama jagoan kami ini sebenarnya tidak boleh berdekatan. Bisa...," ujar Prabowo.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Universitas Binus: Binus Marmer
"Saya ini mendalami juga karakter binatang. Kuda, misalnya. Dua kuda jantan yang hebat tidak boleh berdekatan. Pasti berantem. Padahal tidak ada masalah persaingan karir," katanya.
Prabowo tidak menutupi saat-saatnya tidak cocok dengan Luhut. "Kami ini seperti Tom & Jerry," kata Prabowo. "Tapi pada saat yang menentukan semuanya kami lupakan demi bangsa dan negara," tambahnya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Durian Kaesang
Luhut adalah senior Prabowo di akademi militer. "Jadi, kalau saya jadi begini yang salah adalah senior saya. Seniorlah yang membentuk juniornya. Termasuk Pak Luhut dan Pak Sintong ini," katanya setengah bergurau.
Jenderal Sintong Pandjaitan memang hadir. Usianya 86 tahun. Jalannya masih tegak. Suaranya masih tegas. Pikirannya masih jernih.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Modul Digital
Sintong mengungkapkan nasib Luhut yang selalu kurang baik di masa dinas kemiliterannya. Ia selalu tersingkir. Tersisihkan. Padahal ia lulusan terbaik. Sangat cerdas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News