
Apa jawaban dokter di Tianjin?
''Tidak boleh berhenti,'' kata dokter itu. Tegas. Pasti. Tidak bisa ditawar.
''Takut apa?'' tanyanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Capres dan Cawapres: Istikharah Rupiah
Saya gelagapan menjawabnya. Harus cari alasan yang tepat. Tidak baik untuk mengatakan ''atas saran dokter saya di Indonesia''. Juga tidak masuk akal kalau saya beralasan ''Rp 5 juta sebulan''.
Saya temukan jawaban itu: ''Saya takut efek sampingnya,'' jawab saya sekenanya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Jokowi dan Megawati: Luka Tidak
''Ini Baraclude dosis yang paling kecil. Hanya 0,5 mg. Tidak pantas ditakutkan,'' katanya.
Sejak itu saya meneguhkan tekad: tidak akan mengajukan usul seperti itu lagi. Tidak akan berhenti minum obat itu. Seumur hidup. Pun, setelah saya hitung: selama 17 tahun terakhir Baraclude yang saya minum sudah senilai sekitar Rp 1,2 miliar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Almas Gibran
Dan itu masih belum obat yang termahal. Masih ada satu obat lagi yang harus saya minum seumur hidup: Immunosuppression. Untuk menurunkan imunitas. Agar hati orang lain itu tidak ditolak oleh badan saya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News