Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat Whoosh: Yawan Shuuu

Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat Whoosh: Yawan Shuuu - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Biasanya saya pilih yang nonstop: 30 menit sampai Beijing. Mirip antara Halim-Padalarang. Untuk jalur Tianjin-Beijing pilihannya sangat banyak: tiap lima menit ada pemberangkatan Gaotie. Kadang 4 menit sekali. Kalau pagi hari. Atau sore hari. Tengah hari menjadi tiap 8 menit sampai 10 menit. Pun malam hari.

Tianjin-Beijing adalah jalur kereta cepat paling padat. Ada yang khusus Tianjin-Beijing. Ada yang dari Shanghai pun berhenti di Tianjin. Pun yang dari Nanjing dan Hangzhou.

Tianjin memang hanya sebuah kota tapi statusnya setingkat provinsi. Kepala daerahnya disebut wali kota tapi langsung di bawah pusat. Seperti Beijing, Shanghai, dan Chongqing. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Gibran Birokrasi

Jalur Tianjin-Beijing padat sekali karena Beijing tidak punya pelabuhan. Angkutan lautnya mengandalkan pelabuhan Tianjin.

Jangan-jangan Jakarta-Bandung mirip Beijing-Tianjin itu. Misalnya, terlihat di jadwal baru tersebut, sudah akan ada Whoosh yang tiba Halim pukul 06.36. Orang Bandung yang mengejar rapat pagi di Jakarta tidak perlu beralasan menginap di ibu kota. Pun bagi yang mengejar pesawat pagi dari Halim ke berbagai kota. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Lao God Bless

Bandara Halim –yang sangat tidak mencerminkan wajah baru Indonesia– akan kian ramai. Inilah untuk kali pertama bandara kalah megah dari stasiun KA.

Tiga bulan ke depan sudah akan diketahui: meledaknya penumpang Whoosh sekarang ini sekadar lantaran bulan madu atau memang kebutuhan baru. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Prof Provokasi

Tentu saya sudah di Tiongkok ketika Presiden Jokowi ke Beijing tanggal 18 Oktober lalu. Dari media setempat saya mengikuti: hari itu di Beijing dilakukan peresmian kereta cepat jurusan Bandung itu. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya