Catatan Dahlan Iskan: Mimi Tjong

Catatan Dahlan Iskan: Mimi Tjong - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - HARI PERTAMA masa kampanye capres kemarin saya mulai dari Medan: bihun bebek. Saya lupa nama jalannya tapi ingat nama restonya: Asie. Tidak jauh dari Jalan Kesawan.

Tentu saya olahraga sebelumnya: sejak jam 06.30. Di halaman mall Center Point. Bersama aktivis senam kaus kuning di Medan. Mereka sudah bertahun-tahun olga di situ. Baru kemarin lagu-lagunya beda. Lagu dance sport dari saya.

Yang dibawa Nicky dari Surabaya. Anda tahu: pesertanya 100 persen wanita Tionghoa. Satu-dua laki-laki yang lewat situ saya ajak gabung.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Ompung Joglo

Maka saya pilihkan yang lagu-lagu mandarin yang belum pernah mereka mainkan. Konsekuensinya: saya yang harus tampil di depan. Bersama Nicky.

''Ini sebenarnya bukan bebek,'' ujar pemilik resto bihun bebek itu. Hah? Bukankah semua orang bilang ini bihun bebek?

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Batu Ampar

''Ini sebenarnya .... Orang Jawa mengatakannya entok,'' jawabnya. Mungkin, maksudnya: mentok. Yakni unggas mirip bebek yang jalannya lebih geyol-geyol.

Di zaman sekarang tidak mudah mendapatkan mentok. Karena itu Asie tidak membuka cabang di mana pun. Padahal resto selaris ini akan laris pula di Jakarta. Juga di mana saja.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mimpi Sungai

''Ini warisan dari papa,'' katanya. ''Sudah sejak 67 tahun lalu,'' tambahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya