Catatan Dahlan Iskan: Perangko Lelap

Catatan Dahlan Iskan: Perangko Lelap - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - ''Pengalaman membentuk ekspektasi''.

Untuk kembali ke Makkah saya siap mental dapat kursi pojok paling belakang tanpa jendela. Toh saya masih membawa jendela 7-i ke mana-mana.

''Bahagia adalah mendapatkan kenyataan melebihi ekspektasi''.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Loncatan Saud

Hari itu saya bahagia sekali: dapat kursi seperti yang saya inginkan. Nomor 6. Sisi kanan. Saya menghindari sisi kiri. Perjalanan bus ini 13 jam. Ke arah barat. Matahari di sisi kiri.

Begitu masuk bus kebahagiaan saya bertambah-tambah: penumpangnya hanya enam orang. Padahal jendelanya 16. Berarti saya sendiri bisa dapat 10 jendela. Penumpang lain cukup saya beri masing-masing satu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sirekap Pemilu: Angka Digital

Saya langsung duduk bersila di kursi itu. Dua kursi milik saya seorang diri. Hati berbunga-bunga. Apalagi sudah ada kacamata kuda.

Tiba-tiba saya sedih: alangkah ruginya pengusaha bus ini. Perjalanan 13 jam hanya mengangkut 6 orang. Ini tidak boleh terjadi. Lama-lama rute ini bisa ditutup. Orang seperti saya akan dirugikan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tirai Keluarga

Saya juga sudah siap mental: hanya akan melihat padang pasir dan padang pasir. Ternyata tidak. Tidak sama dengan jurusan Madinah-Buraydah. Untuk Riyadh-Makkah terlihat lebih banyak kota-kota kecil. Kampung di tengah padang pasir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya