
Di Amerika, kata John Mohn, orang tidak boleh berbohong. Harus bilang apa adanya. Sudah dibiasakan sejak kecil begitu.
Berbohong adalah perkara besar di sana. Pun itu jadi keluhan kedutaan dan konsulat Amerika saat menerima permohonan visa. Bohong akan ketahuan. Visa tidak akan diberikan. Bahkan bisa seumur hidup.
Panggilan wawancara untuk jadi juri di pengadilan hari itu adalah yang kedua bagi John. Yang pertama saat masih di Evansville, Indiana. Istrinya, Dr Chris, juga pernah jadi juri. Dua kali.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Juri Oat
Bagi John yang pertama dulu kasus pencurian mobil. Hanya John yang berpendapat terdakwa tidak bersalah. Satu juri lagi berpendapat ia bersalah. Selebihnya ragu-ragu.
Karena skor 1-1, maka 12 orang juri berembuk. John bertanya kepada lawannya: kenapa bersalah. Si lawan mengatakan terdakwa sudah masuk mobil.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Mengalir Jauh
John berpendapat bisa saja ia hanya akan memindah mobil itu. Alasannya sudah dijelaskan di persidangan. Akhirnya yang 10 orang berubah pendapat: terdakwa tidak bersalah. Dibebaskan. Telanjur ditahan.
Pagi itu saya pun ikut John Mohn ke pengadilan. Ingin tahu proses menjadi juri di persidangan pidana di Amerika.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Vina Meritokrasi
Kalau pun tidak bisa ikut masuk saya bisa di taman di depannya. Tamannya luas. Indah. Bisa menulis naskah di bawah pohon. Atau membaca komentar di Disway.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News