
Saya masih bisa mengenali Bali Beach yang 10 lantai itu. Tapi sudah sulit mengenali The Meru.
Dari lobi bersama itu Anda harus menuruni jalan seperti masuk lorong menuju gua. Bisa juga pakai lift.
Jalan menuju ''gua'' itu berlantai hitam. Dinding hitam. Hitamnya granit bercorak batu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan iskan: Katolik Kristen
Sepuluh langkah di koridor itu ada lorong temaram ke kanan dan ke kiri. Di ujung-ujung lorong ada cahaya dari atas. Lalu ada patung di bawah siluet cahaya itu. Magis. Buntu.
Saya balik ke lorong utama lagi. Sepuluh langkah kemudian ketemu lorong ke kanan dan ke kiri lagi. Sama. Di ujung-ujungnya ada siluet cahaya dari atas. Ada patungnya. Magis. Buntu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Machmud Algae
Balik ke lorong hitam yang utama lagi. Suasananya masih seperti di dalam gua. Sepuluh langkah kemudian ketemu lagi lorong kiri-kanan yang mirip. Saya menikmati keseluruhan lorong gua ini.
Yang mendesain renovasi The Meru hebat sekali.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Suami Batak
Di langit-langit lorong hitam itu ada sedikit cahaya redup. Ada air di langit-langit koridor. Air yang mengalir di kaca. Cahaya matahari tertahan oleh air dalam kaca itu: redup.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News