
Abdullah diminta Dahlan Iskan untuk sharing pengalaman membuka bisnis bengkel sepeda motor listrik saat sharing session di Shenzhen
Salah satu anggota rombongan bernama Abdullah. Dari Bantul, Yogyakarta. Belum 40 tahun. Usahanya bengkel sepeda motor listrik.
Kelihatannya sederhana. Usaha kecil. Paling kecil di antara anggota rombongan. Tapi dalam diskusi itu kami menemukan keistimewaan Abdullah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tembus Kerupuk
Ia adalah orang pertama yang membuka bengkel sepeda motor listrik di Indonesia. Perintis. Pioneer. Ternyata Abdullah kewalahan. Terlalu banyak orang yang datang ke bengkelnya. Jadilah bisnis yang menjanjikan.
Maka muncullah saran untuk Abdullah. Mengapa ia tidak membuka bengkel-bengkel serupa di kota lain. Di 100 kota, misalnya. Dengan cara itu Abdullah akan segera menjadi pengusaha lebih besar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Robot Curhat
Sebagai perintis, Abdullah berhak untuk mengembangkan usaha. Jangan hanya bangga dengan gelar sang perintis.
Abdullah setuju. Ia bertekad untuk mengembangkan diri. Selama ini ia sudah puas bisa mendidik anak-anak muda di Bantul untuk bisa memperbaiki motor listrik. Sudah 300 anak muda yang ia bina. Sukarela. Tanpa pamrih apa-apa.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Sikap Keuangan
Sudah waktunya Abdullah memikirkan dirinya sendiri: agar lebih besar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News