
Ternyata ia sudah keliling Indonesia: Lampung, Jambi, Palembang, Bengkulu, sampai ke Aceh dan Banjarmasin. Selama enam tahun.
Ia ditugaskan ke daerah-daerah itu untuk menangani proyek air bersih. Atas pendanaan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Di rumah Kamala Harris kami bertemu wartawati harian Los Angeles Times. Kami diwawancarai mengapa ke situ. Mel yang kami sodorkan untuk diwawancarai. Dia punya rumah tidak jauh dari rumah Kamala. Anggap saja wawancara dengan tetangga tokoh.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Anwar Berkeley
Mel seorang wanita Indonesia. Sudah 12 tahun di Oakland. Dia bekerja di perusahaan IT. Dia lahir di Balikpapan, di kilometer lima. Ayahnyi Bugis, ibunyi Banyuwangi. Sampai lulus madrasah Aliyah Mel masih di Balikpapan.
Dengan adanya Mel di Oakland mudah bagi kami mencari di mana rumah masa kecil Kamala. Dia mungil. Lincah. Cekatan. Anaknyi satu dari almarhum suaminyi yang orang Amerika kulit putih. Dari suami yang sekarang, bule asal Belgia, tidak punya anak.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ari Dian
Rumah Kamala itu kini jadi sekolah: Berkeley International Montessori School. Khusus untuk balita sebelum bisa masuk taman kanak-kanak.
Kami pun bertemu wanita kulit putih yang lewat di situ: Nina Parker. Lebih tua dari umur saya. "Saya tinggal di situ. Tiga blok dari sini," kata Nina.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Gunung Sritex
Meski bertetangga, Nina awalnya tidak tahu kalau ini rumah masa kecil Kamala. Dia baru tahu empat tahun lalu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News