Catatan Dahlan Iskan: Bismillah Karnaval

Catatan Dahlan Iskan: Bismillah Karnaval - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Setidaknya saya sudah ke rumah masa kecil Kamala Harris. Bahwa dia kalah dalam Pilpres Amerika kemarin toh Anda sudah bisa menerima.

Setidaknya pula saya sudah ke TPS tidak jauh dari rumah Kamala Harris itu. Pukul 16.00 di hari pemungutan suara. Masih ramai. Orang begitu telat datang untuk menjatuhkan pilihan.

TPS itu berada di dalam sekolah yang diliburkan: Malcom X Elementary School. Saya bebas masuk ke TPS itu dan ambil gambar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Anwar Berkeley

Di koridor luar berjaga seorang petugas pengarah arah. Di dalam ruang TPS ada tiga petugas administrasi. Seorang ketua. Dan petugas-petugas kotak suara.

Kotak suaranya seperti koper. Bermulut. Beroda. Masih ada satu kotak lagi di situ –kotak pos. Banyak juga yang datang ke TPS hanya untuk memasukkan kertas suara ke kotak pos di situ.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Ari Dian

Dari wajah saya, ketua TPS itu rupanya tahu kami dari Indonesia. "Selamat siang," sapanya dalam bahasa Indonesia cedal.

Ia orang kulit putih. Brewok. Rambut agak awut-awutan. "Sudah empat hari kami bekerja," katanya. Yang satu hari untuk menjalani latihan menjadi petugas TPS.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Gunung Sritex

Seperti di Indonesia petugas TPS juga dibayar. "Bayaran kami kecil sekali. Hanya 500 dolar," katanya. Sekitar Rp 7,5 juta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya