
GenPI.co - Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan, tekstil tradisional merupakan jantung budaya Asia Tenggara.
Dia menyampaikan hal itu saat membuka 7th ASEAN Traditional Textile Symposium 2019 di Ballroom Kasultanan Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta, Selasa (5/11).
“Merangkul Perubahan, Menghormati Tradisi karena mereka adalah perwujudan fisik dari kepercayaan, tradisi, estetika dan kemampuan artistik setiap masyarakat" terang GKR Hemas.
BACA JUGA: Kearifan Budaya Yogya Pukau Delegasi Simposium Tekstil ASEAN
Istri Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X itu menambahkan, Asia Tenggara merupakan bagian integral dari keberlangsungan tradisi.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan utama untuk merangkul perubahan fisik teksil sebagai hasil dari transformasi.
Presiden TTASSEA G.K.B.R.A.A. Paku Alam berharap kain-kain tradisional, khususnya dari Yogyakarta, bisa berkembang dengan baik.
Dia mengaku tantangan yang mengadang sangat banyak. Salah satunya tekstil motif batik produksi pabrik yang terus bermunculan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News