
GenPI.co - Akademisi Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia Ngatawi Al-Zastrouw merasa prihatin atas persekusi yang dilakukan sekelompok orang di sebuah warung kopi di Garut, Jawa Barat, pada Ramadan 2025.
Ngatawi mengatakan arogansi yang ditunjukkan sekelompok orang tersebut tidaklah mencerminkan akhlak umat Islam.
“Itu lebih mencerminkan sikap emosi, sikap berlebihan dalam mengekspresikan keagamaan,” ucap Ngatawi Al-Zastrouw, Rabu (12/3).
BACA JUGA: Harus Rutin Minum Obat, Nunung Srimulat Tidak Puasa Ramadan
Menurut Ngatawi, Islam merupakan agama yang penuh kasih sayang dalam menyerukan dakwah.
“Pertama diingatkan secara lisan, baik secara beradab, secara sopan, dan tidak langsung serta-merta arogan,” kata Ngatawi.
BACA JUGA: Meriahkan Perputaran Ekonomi selama Ramadan 2025, BSI Gencarkan Promo dan Cashback
Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia itu mengatakan akhlakul karimah adalah esensi Islam. Ngatawi berpendapat bersyariat pun harus berlandaskan ahklak.
“Kalau tidak mau, ya, sudah. Dosa dan neraka mereka tanggung sendiri. Tugas kita ialah mengingatkan dan menyampaikan,” tambahnya.
BACA JUGA: Beda Keyakinan, Billy Syahputra Tetap Ajari Vika Kolesnaya Puasa Ramadan
Ngatawi menjelaskan tidak ada paksaan untuk masuk ataupun mengamalkan apa yang sudah digariskan dalam Islam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News