Catatan Dahlan Iskan: Poo Cendana

Catatan Dahlan Iskan: Poo Cendana - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Saya menyangka jenazah Pak Poo ditaruh di dalam peti mati mahal seperti itu. Sama sekali tidak. Ini mirip peti matinya orang miskin yang dapat sumbangan peti mati dari lembaga sosial.

Aula vihara itu juga tidak dihias. Kursi-kursinya pun bukan kursi VIP.

Sejak jenazah Pak Poo tiba, selalu ada yang membaca ''tahlil'' –doa-doa menurut agama Buddha.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Ijazah Penting

Sekitar 30 orang yang bersamaan membaca doa. Laki perempuan. Campur Tionghoa Jawa. Dari berbagai vihara dan berbagai aliran Buddha.

Begitulah tiap hari. Sepanjang siang dan setengah malam. Sampai tiba hari kremasi nanti.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Krisis Bius

--

Pihak keluarga mengira saya akan bermalam di Mendut. Saya disiapkan kamar di kompleks vihara satunya --yang lebih dekat dengan Borobudur.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mbak Titiek

Vihara Padmasambhava. Vihara ini dipercaya ''keagungannya'' karena terletak persis di tengah segitiga emas: Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya