Kemenpar Dorong Pengelolan Homestay Berstandart ASEAN

Kemenpar Dorong Pengelolan Homestay Berstandart ASEAN - GenPI.co

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani Mustafa menjelaskan, dengan pelatihan ini para pelaku usaha di tempat wisata bisa dengan gamblang mengetahui sebenarnya apa itu homestay, meskipun sebagian masyarakat sudah tahu.

“Dari Kemenpar inilah warga di destinasi wisata secara detail contoh bagaimana pengelolaan homestay,” kata Rizky Handayani Mustafa yang diamini Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnubawa Taruna Jaya.  

Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Pariwisata Kemenpar, Hidayat menambahkan, keberadaan homestay dan CBT atau pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat sangat berpengaruh terhadap kemajuan pariwisata di destinasi wisata sekitarnya. Pihaknya terus mendorong agar masyarakat di desa wisata bersama pemerintah daerah bisa meningkatkan homestay, ini merupakan pasar yang potensial. Juga keberadaan CBT akan turut memajukan homestay itu sendiri, karena pengelolaan dan pemasarannya akan lebih bagus dan terpadu.

“Ketertarikan pengunjung terhadap homestay akan naik dari 10 persen di 2016 menjadi 15 persen di 2020, di kota-kota besar dunia. Dari 2 persen di 2016, menjadi 5 persen di 2020 di Asia Tenggara. Karena itu, homestay kini tidak bisa dianggap remeh,” ujarnya 

Homestay sendiri harus memiliki karakter dan kriteria. Terutama homestay harus memiliki atraksi wisata. Memiliki daya tarik wisata khususnya wisata budaya, dengan mengangkat kembali arsitektur tradisional nusantara. Lokasinya berada di desa wisata sehingga masyarakat dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal.

“Yang penting lagi, menjadi tempat tinggal yang aman bersih dan nyaman bagi wisatawan, dengan pengelolaan homestay berstandar internasional,” ujarnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menyebut keunggulan homestay dibandingkan hotel, proses pembangunannya yang lebih cepat. Lama pembangunan homestay sekitar enam bulan, sedangkan hotel bisa sampai lima tahun.

“Homestay low cost tourism, sedangkan hotel high cos tourism. Dan yang lebih penting lagi, masyarakat lokal di desa wisata menikmati langsung dampak ekonominya,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya