Menikmati Arsitektur dan Nilai Bantayo Poboide

Menikmati Arsitektur dan Nilai Bantayo Poboide - GenPI.co
Bantayo Poboide

Bila di Bantayo Poboide akan melaksanakan kegiatan adat, demikian juga pada masa kerajaan, maka di bagian gerbang berdiri Alikusu atau Baruadi.

Alikusu ini tersusun dari enam batang pinang yang sudah dikuliti, tiga batang di setiap sisinya. Di atasnya ada rangkaian anyaman bambu kuning (Jalamba) yang melintang, dibuat tiga susun, semakin pendek di bagian atasnya.

Jalamba yang melintang berhias lale (janur).  Demikian juga lengkungan yang menghubungkan batang pinang di kanan dan kirinya.

Polohungo atau daun mayana yang menjadi bagian dari banyak ritual kuno Gorontalo juga disertakan dalam hiasan alikusu ini. Hiasan tersebut ditempatkan pada batang pinang kanan dan kiri, yang bermakna Tonulahu lo Hilawo.

Demikian juga dua batang pisang dan buahnya yang bermakna Hungo lo Hilawo, enam batang tebu berarti Buuwata lo Hilawo. Sedangkan lale memiliki arti Tuwoto to Daadata.

Bantayo Poboide yang agung saat ini selain berfungsi untuk tempat sidang adat, juga diharapkan menjadi tempat penyimpanan benda-benda masa kerajaan. Koleksi berbagai macam senjata tajam, tombak dan peralatan menangkap ikan, bajak sawah, alat musik dan lainnya terdapat di tempat ini.

Menariknya, replika aneka ragam senjata bisa disaksikan di sini. Tombak panjang dengan bentuk tangkai dan mata tombak yang menarik bisa dilihat di sini, demikian juga senjata lainnya. Aneka ragam senjata ini menunjukkan masa lalu Gorontalo memiliki kemajuan pertahanan dan kemanan yang tinggi, terutama dalam menangkal bajak laut dari Mindanau, Filipina Selatan dan Tobelo. Gangguan bajak laut ini sering terdengar dalam cerita masa lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya