
Adapun Terowongan Nanjung menjadi bagian dari Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum. Berada di Curug Jompong, terowongan tersebut akan mempercepat arus air Sungai Citarum. Dengan begitu, genangan banjir di cekungan Bandung akan lebih cepat surut dan berkurang.
Sementara itu, Ridwan Kamil menambahkan, Terowongan Nanjung menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan banjir di kawasan Bandung Selatan.
"Berkat Terowongan Nanjung dan Curug Jompong ini biasanya area terdampak banjir itu sekitar 490 km², tahun ini hanya 80 km². Artinya, banjir betul masih ada, tapi pengurangannya sangat signifikan. Warga terdampak baik yang tetap tinggal di rumah dan mengungsi kalau dulu rutin sekitar 159.000 warga yang terdampak sekarang turun menjadi sekitar 70.000 sekian warga terdampak. Jadi, sudah turun setengahnya," jelas Emil, sapaan akrabnya.
Selain Terowongan Nanjung, pemerintah akan membangun sejumlah infrastruktur pengendali banjir, salah satunya adalah Floodway Cisangkuy. Emil menyebut, Terowongan Nanjung dan Curug Jompong baru seperempat kekuatan dalam menyelesaikan masalah banjir.
"Tiga perempat-nya masih berproses yaitu Sodetan Sungai Cisangkuy yang biasa menyuplai banjir. Itu kalau Oktober 2020 selesai akan membelokkan aliran menjauhi Dayeuhkolot hampir 95 persen," ucapnya.
Pembuatan danau retensi di daerah Andir melengkapi dua danau retensi yang sudah dibangun di Cieunteung dan Gedebage juga tengah dipersiapkan.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Akan Paksa PNS Pindah? Kalau Tidak Mau...
"Ada enam lokasi folder banjir yang akan dibangun 2020. Kalau tiga kegiatan ini berhasil dan lancar di akhir tahun, maka akan melengkapi kekuatan Curug Jompong menjadi empat perempat," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News