
Ia semakin cemas dan takut, tetapi dia tetap beranikan diri sambil menangis dia memangil-manggil namaku.
Dia mencari ke setiap lorong kamar, tetapi tak ada sahutanku.
Dia berlari dan terus mencari istri dan anaknya.
"Buk, buk ya Allah... sampean nek endi toh buk. ( Buk, buk ya Allah... kamu di mana buk?)," teriaknya.
Tiba-tiba langkahnya pun terhenti, ada satu lorong yang belum dilewati, yaitu lorong kamar mayat.
Dia pun langsung bergegas menuju ruangan itu .
Langkahnya pun terhenti saat di depan pintu bekas kamar mayat, karena mendengar suara isak tangisku dan bayiku dari dalam ruangan kamar mayat tersebut.
Tanpa pikir panjang, ia membuka pintu kamar mayat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News