Mesin Waktu

Mengenal Bapak Pers Lewat Novel Pramoedya, Termasuk Bumi Manusia

Mengenal Bapak Pers Lewat Novel Pramoedya, Termasuk Bumi Manusia - GenPI.co
Tirto Adhi Soerjo (sumber: Historia)

T.A.S. berani menulis kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Tirto akhirnya ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa.

Ia dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera. Setelah selesai masa pembuangannya, Tirto kembali ke Batavia, dan meninggal dunia pada 17 Agustus 1918.

Raden Mas Tirto Adhi Soerjo lahir di Blora, Jawa Tengah pada 1880. Djokomono adalah nama pada masa kecilnya.

Putra bangsawan Jawa ini mengenyam pendidikan di HBS. Ia melanjutkan studi kedokteran di Stovia, Batavia. Namun tidak sampai menamatkan sekolah kedokterannya.

BACA JUGA: Virus Corona: Istimewa, Pria asal Jember Dipuji China

Untuk mengenal perjuangan Tirto Adhi Soerjo, bisa menelusurinya lewat sejumlah novel karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Yaitu novel Sang Pemula dan 4 novel yang terangkum dalam Tetralogi Pulau Buru

Sang Pemula

Pramoedya Ananta Toer menulis novel Sang Pemula setebal 422 halaman. Novel ini diterbitkan oleh Sang Pemula.

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi meresensi novel Sang Pemula.

Disebutkan dalam buku tersebut menggambarkan perjuangan Tirto yang menjadi jurnalis sekembalinya dari pengembaraan di Maluku.

Dikisahkan Tirto yang semula memimpin surat kabar Soenda Berita dengan sopan dan sabar, berubah sikap.

Dalam novelnya, Pramoedya mengatakan dalam setiap kesempatan, Tirto sering menggunakan tulisannya untuk mengkritik dan menyatakan ketidakadilan pemerintahan colonial Belanda.

Apalagi, selama berada di Maluku, Tirto menyaksikan perlakuan tidak adil pemerintah kolonial Belanda kepada pribumi kala itu.

Ia pun menerbitkan Medan Prijaji, surat kabar nasional pertama, karena menggunakan bahasa Indonesia, dan seluruh pekerjanya juga pribumi.

Tirto juga menjadi motor gerakan emansipasi wanita bersama Raden Ajeng Kartini.

Tetralogi Pulau Buru

Merupakan sebutan untuk empat novel karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Tokoh yang ditampilkan adalah Minke, Tapi sejumlah pihak meyakini jika sosok di balik nama tersebut adalah Tirto Adhi Soerjo.

Bumi Manusia telah difilimkan, dan menjadi salah satu film terlaris di tahun 2019.

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Berperan sebagai Minke adalah Iqbaal Ramadhan.

Di novel Bumi Manusia berlatar awal abad ke-19 dan abad ke-20 menceritakan seorang pemuda Jawa keturunan ningrat bernama Minke.

Ia merupakan anak seorang bupati yang bersekolah di Hogere Burger School (HBS) Surabaya.

Minke bukan nama yang sebenarnya, tapi berasal dari kata monkey yang berarti monyet. Gurunya sering memanggilnya dengan sebutan Minke.

Pria ini digambarkan merupakan sosok yang cerdas dan pintar menulis. Sejumlah tulisannya dipublikasi di surat kabar. (*)

Kalian wajib tonton video yang satu ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya