Napan Desa Batu Bulek di Tradisi Makan Bajamba

Napan Desa Batu Bulek di Tradisi Makan Bajamba - GenPI.co
Napan dari Desa Batu Bulek di tradisi Makan Bajamba

Festival Pagaruyung atau Pesona Budaya Minangkabau dibuka hari Rabu (28/11) ini. Event budaya ini akan diadakan hingga 2 Desember mendatang. Salah satu yang uni dari rangkaian acara di festival ini tradisi Makan Bajamba atau dalam Bahasa Indonesia adalah makan bersama.

Lantas apa uniknya Makan Bajamba ini? Rupanya tradisi ini menyasar rekor MURI dengan kategori hidangan terbanyak. Bayangkan, ada 1.125 napan (tampah) dari 75 Nagari atau yang berada di Tanah Datar, Sumatera Barat. Adapun makanan yang disediakan diatas dulang, terdapat dua protein, dua sayuran, buah-buahan dan sambal.

Salah satu desa yang membawa napam adalah  Batu Bulek yang berada di kecamatan Lintau Buo Utara. Desa ini mengikuti perhelatan makan bajamba dengan jumlah peserta sebanyak 15 ibu-ibu. Desa Batu Bulek membawa dulang yang berisi sambal rendang, ayam goreng, sayur, pisang, sambalado dan kerupuk. Dulang-dulang itu ditutupi oleh sapu tangan berwarna merah dan hitam dengan bordir emas.

Ketua Kerapatan Adat Nagari Batu Bulek F. Datu Rajo Tenghulu mengaku senang desanya bisa ambil bagian tradisi Makan Bajamba untuk memecahkan rekor MURI itu. Ia berharap tradisi Makan Bajamba dapat terus menjadi sarana pemersatu seluruh Nagari yang berada di Tanah Datar.

F. Datu Rajo Tenghulu lalu menjelaskan makna motif-motif kaian penutup tampah yang dibawa dari desanya itu. “Nama motif kain tersebut adalah pucuk rebung, yang berarti tumbuhan yang keatas. Tumbuna tunas bambu tersebut itu  dimanfaatkan oleh kaum anak-anak,muda,dewasa hingga orang tua,” ujarnya.

Motif pucuk rebungmelambangkan adat dari Batu Bulek. Motif tersebut selalu dijumpai saat pesta perkawinan. Biasanya motif-motif itu ditaruh pada belakang kursi mempelai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya