
Fanten juga dipadukan dengan atraksi atrak budaya lain. Seperti tarian cokaiba lalayon. Acara diawali dengan memiyen atau wao pada 21 November lalu. Atau, bertepatan dengan bulan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Ditambah Adam, Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah melihat kegiatan ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata. “Fanten masuk dalam budaya religi. Kita pun akhirnya mendorong Fanten menjadi salah satu atraksi wisata khas Halmahera Tengah,” paparnya.
Tradisi Fanten juga menjadi bagian dari Festival Fagogoru 2018 yang sudah bergulir sejak Oktober lalu. “Iya Fanten menjadi bagian dari Festival Fagogoru. Rangkaian event wisata yang kita harapkan bisa meningkatkan pariwisata Halmahera Tengah,” harapnya.
Sementara Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi, mengaku tidak meragukan potensi wisata Halmahera Tengah.
“Halmahera Tengah itu dikaruniai dengan alam yang indah. Banyak potensi yang bisa digali di sana. Termasuk juga dengan budayanya. Bahkan lebih lengkap lagi, ada budaya religi yang bisa mereka kemas seperti Fanten ini,” katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News