Batik, Inspirasi Jawa untuk Kain Tribal Afrika

Batik, Inspirasi Jawa untuk Kain Tribal Afrika - GenPI.co
Kain Tribal Afrika ( sumber dari watupipo.com )

Kain Tribal Afrika sangat populer di dunia karena warnanya yang cerah dan motifnya yang unik dan khas Afrika, kain-kain ini dipakai secara luas di negara-negara Afrika Barat seperti di Ghana, Togo, dan Ivory Coast. Namun, ternyata kain Tribal Afrika sebenarnya adalah batik dari Jawa, Indonesia.

Kain Tribal Afrika berkembang dari kain batik yang dicetak di Eropa untuk dijual di Jawa. Yinka Shonibare adalah seniman terkenal asal Nigeria yang sering berkreasi dengan kain Tribal Afrika, “kain Tribal Afrika tidak seotentik Afrika seperti yang dikira orang, kain ini terbukti memiliki latar belakang lintas budaya ” lanjutnya lagi.

Kisah bermula dari usaha orang Belanda dan Inggris untuk meniru Batik Jawa agar bisa diproduksi dalam jumlah lebih banyak, namun dengan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Kebutuhan ini muncul untuk keperluan perdagangan yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha batik tradisional Jawa yang membuat Batik menggunakan tangan sehingga memerlukan waktu lama dengan biaya mahal dan hanya menghasilkan sedikit kain Batik.

Inggris, Belanda dan Belgia adalah tiga pemain besar dalam industri Batik Cetak antara tahun 1814 sampai 1844 menurut Maria Wronska yang melalui Universitas James Cook menerbitkan penelitian mengenai sejarah produksi batik tiruan di Eropa.

Namun pasar terbesar Batik Cetak Eropa ini ternyata bukan Jawa. Batik cetak buatan Eropa kurang diminati di Jawa karena hasil cetaknya tidak sempurna, ada motif yang salah dan jarak cetak yang tidak rapat menghasilkan bagian kosong pada kain.

Di saat yang sama, Belanda banyak merekrut tentara dari wilayah Afrika Barat untuk ditempatkan di Jawa, disini para tentara Afrika untuk pertama kali melihat batik dan tertarik kepada kain ini. Banyak diantaranya yang kembali ke Afrika dengan membawa kain Batik sebagai buah tangan.

Baca Juga : Cari Batik, Datang Saja di Alun-alun Indonesia

Belanda akhirnya menjual batik tiruan yang tidak diterima di Jawa itu ke Afrika Barat. Disana batik cetak buatan Eropa itu dikembangkan dengan motif-motif baru yang mewakili budaya Afrika sampai akhirnya membentuk apa yang kini dikenal sebagai Kain Tribal Afrika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya