Warga Dihimbau Tak Panik Dengan Kondisi Gunung Merapi

Warga Dihimbau Tak Panik Dengan Kondisi Gunung Merapi - GenPI.co
Gunung Merapi, Yogyakarta

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X menghimbau warga untuk tidak panik dengan status waspada Gunung Merapi. Dalam sepekan ini Guguran lava pijar terus terjadi, Rabu (19/12/2018).

"Jika memang Gunung Merapi sedang beraktivitas, masyarakat tentunya sudah menyikapinya dengan ikhlas dan menerima sebagai kondisi wajar. Yang penting dengan aktivitas Gunung Merapi itu justru bagaimana kita mewaspadai dan menyikapinya,” tutur Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan.

Sultan HB X juga meminta masyarakat tidak menganggap Gunung Merapi sebagai sesuatu yang sangat membahayakan. Hal tersebut justru akan membuat masyarakat di DIY memiliki rasa waswas dan panik dan sebagainya. 

Baca juga: Muncak ke Petilasan Mbah Maridjan di Kaki Gunung Merapi

"Jadi begitu Gunung Merapi aktif, kita tetap proporsional saja dengan mewaspadai dan mengantisipasi apabila terjadi letusan-letusan. Letusan lava itu hanya mengalir ke bawah, maka masyarakat yang dekat dengan Gunung Merapi dan lerangnya mewaspadai,” tandasnya.

Himbauan dari Sultan HB X tersebut senada dengan prinsip dan etika jurnalisme ramah pariwisata yang dimiliki oleh Serika Media Siber Indonesia (SMSI). Beberapa kali SMSI mengadakan seminar dan diskusi untuk menyerukan media yang anti hoax dan tidak menimbulkan kepanikan terhadap warga yang tinggal di daerah bencana, dalam  Forus Group Discussion (FGD) di Hotel Kila Senggigi Beach Lombok, Jumat (14/12) lalu.

Ketua SMSI Auri Jaya mengatakan, tahun ini salah satu hal yang disorot oleh Persatuan Wartawan Indonesia adalah produk jurnalistik yang ramah pariwisata. Salah satu yang dilakukan oleh SMSI sebagai pengelola media adalah membuat sebuah panduan meliput berita-berita tentang bencana, sehingga tidak menurunkan citra daerah tersebut dan tidak membuat wisatawan menjadi enggan untuk bwrkunjung.

“Kita bergerak dengan rambu-rambu kode etika yang jelas. Media sosial selama ini menjadi lahan subur bagi berkembangnya berita-berita hoax. Dengan adanya kode etik dalam hal pemanfaatannya, penyebaran berita bohong bisa diminimalisir dan muaranya pada semakin berkembangnya pariwisata Indonesia,” kata Auri dalam FGD yang diadakan di Lombok pekan lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya