Nasi Ulam, Kuliner Betawi yang Kian Langka.

Nasi Ulam, Kuliner Betawi yang Kian Langka. - GenPI.co
Nasi ulam yang terdiri dari srundeng, daun kemangi dan lauk pauk ( sumber : cookpad.com )

Nasi ulam, kini menjadi salah satu menu kuliner khas Betawi yang jarang kita temui. Rasanya yang cocok dilidah semua orang ini, nyatanya harus tergeser dengan menu menu lainnya yang lebih mahal dan menarik.

Salah satu pedagang yang masih bertahan berjualan nasi ulam ialah Mamad, Bapak tua yang sering disapa babeh ini masih bisa melestarikan makanan khas Betawi dengan berjualan sejak tahun 1983 lalu. Bukan waktu yang sebentar untuk merintis usaha yang kini dikelola dengan dibantu sang ponakan bernama Rudi.

"Saya sudah buka di tahun 1983, dulu tempatnya dikawasan kota tua, tapi sejak tahun 90an saya pindah di pasar pagi" Ungkapnya kepada tim GenPI.co, Kamis (20/12).

Tak hanya mempertahankan masakan khas Betawi ini, cita rasa dan kualitas nasi ulam yang ia buat pun juga terjaga dengan baik. Terbukti dagangannya selalu penuh dengan antrian ketika jelang makan siang.

Gerobaknya yang berada di Jalam tiang Bendre III, roamalaka, tambora , Jakarta Barat ini, juga sudah terkenal di wilayahnya. Tak heran, para pelanggannya pun rela menunggu untuk mencicipi masakan babeh ini.

"Saya masih terus mempertahankan gerobak dan gamau pindah karena nasi ulam yang saya jual sudah banyak pelanggannya, agar mereka ga kerepotan untuk cari tempat lagi" Tambahnya.

Baca Juga : Nasi Dagang Makanan Khas Kepulauan Riau

Satu porsi nasi ulam milik Mamat dibandrol dengan cukup murah, yakni Rp 15ribuan, dan terdiri dari Nasi, Bihun, Telor Dadar dan Bulat, Cumi, Tahu, Tempe, Kerupuk Emping, Serundeng, Dendeng, Perkedel, Taburan Kacang Tanah dan yang membuat nasi ulam menjadi khas ialah dengan menambahkan Daun Kemangi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya