Kenapa Ikan Doyan Makan Sampah Plastik?

Kenapa Ikan Doyan Makan Sampah Plastik? - GenPI.co
Ikan Paus Sperma mati akibat makan sampah plastik di Perairan Wakatobi. (Foto: WWF)

Seekor Paus Sperma ditemukan mati terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dari dalam perut hewan laut sepanjang 9,6 meter tersebut dikeluarkan sampah plastik seberat 5,9 kilogram. Sampah plastik itu diantaranya adalah tutup botol galon, botol plastik, tali rafia, sobekan terpal, botol parfum, sandal jepit, kantung plastik, piring plastik, gelas plastik, dan jaring.

Sampah plastik juga merusak destinasi wisata. Gangguan sampah plastik ini pada akhirnya membuat Bali mendeklarasikam darurat sampah di sepanjang Pantai Jimbaran, Kuta, sampai Seminyak pada November 2017.

Peran Pemerintah Persoalan Sampah Plastik

Menteri Keluatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanggapi ikan paus sperma berwarna hitam ditemukan mati di Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara.  Dengan adanya kejadian tersebut semua pihak harus mengurangi penggunaan sampah dan jangan membuang sampah sembarangan.

"Kita semua harus mengurangi penggunaan sampah dan buangnya sembarangan. Ini harus mulai dicegah," kata dia di Ruang Auditorium Tuna Lantai 15, Gedung Mina Bahari IV Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, dalam kejadian tersebut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berusaha mengidentifikasi matinya seekor paus sperma berwarna hitam ditemukan mati di Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini untuk temuan awal saja, di dalam perut paus terdapat 6 kilogram sampah. 

Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi menyatakan penyebab matinya ikan paus jenis sperma yang bangkainya ditemukan di Desa Kapota Utara, Kabupaten Wakatobi, diduga bukan karena sampah. “(Penyebab) matinya ikan paus sampai saat ini kami belum bisa kami pastikan, tetapi yang bisa kami katakan bahwa ditemukannya sampah dalam saluran pencernaan paus itu belum menunjukkan bahwa penyebab kematian paus ialah sampah,” kata Ketua Program Studi Konservasi Kelautan, Akademik Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Fitra Wira Hadinat.

Ia menjelaskan, pergerakan ikan paus di laut selalu berkelompok dan tidak bergerak sendiri. Dengan demikian, makanan yang dimakan ikan paus akan selalu sama dengan kelompoknya. “Lain halnya bila kita temukan ikan paus yang dalam keadaan mati dalam jumlah atau kelompok yang besar dan di dalam saluran pencernaan ditemukan sampah, maka bisa disimpulkan kematian ikan paus ini karena sampah,” ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya