Cerita Ridwan Kamil Merancang Monumen Soekarno di Aljazair

Cerita Ridwan Kamil Merancang Monumen Soekarno di Aljazair - GenPI.co
Monumen Soekarno di Aljir, Aljazair. Foto: Humas Jabar

Gubernur Aljir menyediakan lahan yang berada di pusat kota untuk membangun Monumen Soekarno. Monumen didesain setengah lingkaran berbentuk bulan sabit dengan lima lingkaran. Kemudian, di tengahnya, berdiri patung Soekarno yang menghadap ke dua sisi. 

“Ada bulan sabit sebagai lambang Aljazair. Ada lima lingkaran sebagai simbol Pancasila, simbol falsafahnya orang Indonesia. Di tengahnya, itulah sosok Bung Karno kita bangun,” ucapnya.

Untuk membangun monumen tersebut, Emil berkolaborasi dengan seniman Dolorosa Sinaga.

Gaya seni teranyarnya dinilai sangat tepat karena menunjukkan tampilan yang sama di kedua sisi, sehingga patung Bung Karno akan tampak sedang menyapa pengguna jalan dari kedua arah.

“Setelah itu saya menghubungi Ibu Dolo untuk merancang bentuk patungnya. Saya pikir gaya seni Ibu Dolo yang baru, dua dimensi tapi tiga dimensi, dari depan sama dari belakang sama. Dengan pilihan ibu Dolo ini menurut saya itu pilihan yang paling genius. Inilah yang menjadi (desain) final,” katanya. 

Emil mengatakan, Monumen Soekarno sudah selesai dibangun. Terdapat sejumlah hambatan selama pembangunan, salah satunya adalah biaya.

Hambatan tersebut dapat diselesaikan setelah PT Pertamina mendanai penuh pembangunan monumen.

Akhirnya, berdirilah patung Bung Karno dengan posisi yang sangat heroik. Teknik seni yang diterapkan juga baru dan secara urban, lanjut Emil, sangat genius karena tampak depan dan belakang tetap menyapa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya