GenPI.co 
Indonesia adalah negara kepulauan terluas di dunia, dengan sepertiga dari luas wilayahnya adalah perairan. Wilayah perairan seluas 3.257.483 km persegi itu menyimpan berbagai kekayaan, salah satunya adalah Taka Bonerate yang merupakan kawasan pulau karang terbesar ketiga di dunia.
Dalam hal luas wilayah, Taka Bonerate hanya kalah oleh Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Taka Bonerate sendiri berawal dari pembentukan cagar alam yang berdasarkan pada SK Menteri Kehutanan RI tahun 1989, lalu status Taka Bonerate dinaikkan menjadi Taman Nasional berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI pada tanggal 15 Maret 2001 dengan luas 530.765 hektar.
Taman Nasional Taka Bonerate terbagi ke dalam empat Zonasi, yakni Zona Inti seluas 8.341 hektar, Zona Perlindungan Bahari seluas 21.188 hektar, Zona Pemanfaatan seluas 500.879 hektar, dan Zona Khusus seluas 357 hektar. Kegiatan pariwisata berlangsung di dalam Zona Pemanfaatan.
Datang ke Taman Nasional Laut seluas Taka Bonerate yang memiliki banyak pulau karang tentu saja harus melakukan wisata selam. Total terdapat 43 titik penyelaman di Taka Bonerate, yang paling populer adalah Jinato Wall Paradise yang keindahannya diaebut layaknya di surga. Tempat menyelam lainnya adalah di Mercusuar, River Spot, Sumur Ikan, dan Corina Corner.
Baca juga: Wajib Kunjungi, Empat Destinasi Wisata Kepulauan Selayar ini
Lelah menyelam? Kamu bisa bermain dan memberi makan bayi hiu Black Tip di Pulau Tinabo, bayi hiu-bayi hiu ini berenang ke perairan dangkal di pantai sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan, tanpa perlu snorkeling ke tengah laut.
Letaknya yang jauh dari daratan dengan perkampungan kecil membuat pulau-pulau di dalam Taman Nasional Taka Bonerate ini memiliki polusi cahaya yang rendah sehingga menjadi tempat yang sempurna untuk mengamati bintang gemintang di langit pada malam hari. Siang harinya traveler bisa mengamati burung-burung yang menyinggahi Kepulauan Selayar.
Suku Bajo pun ada di Taka Bonerate, mereka tinggal di pulau pasir-pulau pasir di Selayar dan bisa dikunjungi, terutama pada saat Festival Bajo, diwaktu masyarakat Bajo memamerkan budaya mereka seperti Pencak Silat dan permainan pedang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
