Ini Dia 3 Misi Menpar Arief Yahya di FITUR Madrid

Ini Dia 3 Misi Menpar Arief Yahya di FITUR Madrid - GenPI.co

Kedua, misi yang akan dibawa ke FITUR Madrid 2019 adalah soal komitmen Indonesia dalam mengembangkan konsep STD Sustainable Tourism Development, Sustainable Tourism Observatory (STO), dan menuju Sustainable Tourism Certification (STC). Selama tiga tahun terakhir, Kemenpar cukup getol membangun konsep pengembangan Pariwisata berkelanjutan itu.

Bahkan Menpar Arief Yahya membentuk Tim Percepatan Pariwisata Berkelanjutan sendiri yang diketuai Valerina Daniel. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan STD, sejak 2016, melalui SK Menpar no 14/2016. Lalu membangun 5 model STO, yang menjadi bagian dari UNWTO. Indonesia merupkan Negara kedua se Asia Pasifik, setelah China yang membangun STO,” jelasnya.

Ke-5 STO yang masuk dalam network INSTO itu adalah: Pangandaran (bersama ITB Bandung), Sleman Jogjakarta (dengan UGM), Sasaot Lombok (dengan Universitas Mataram), Samosir (dengan Universitas Sumatera Utara), dan Sanur Bali (dengan Universitas Udayana).

Setelah 5 lokasi berjalan, kini dikembangkan 7 titik lagi, yang semua berada di kawasan yang sedang dikembangkan sebagai 10 Bali Baru, atau 10 Destinasi Prioritas. Diantaranya, Tanjung Lesung Banten (dengan Universitas Indonesia), Tanjung Kelayang Belitung (dengan IPB Bogor), Kepulauan Seribu Jakarta (dengan Universitas Pancasila), Bromo Tengger Semeru – BTS (dengan Unair Surabaya), Labuan Bajo Komodo (dengan Universitas Flores), Wakatobi Sultra (dengan Universitas Hasanuddin Makassar) dan Morotai Maluku Utara (dengan Universitas Khairun).

Tahap berikutnya, kata Menpar Arief Yahya, Kemenpar membentuk ISTC – Indonesia Sustainable Tourism Council, untuk menyusun guidelines dan program sertifikasi. Kemenpar menggandeng GSTC, membuat ToT – Training of Trainners, dan mengeluarkan sertifikat Pariwisata berkelanjutan.

Misi ketiga, lanjutnya, adalah program homestay-desa wisata. Ada 17.508 pulau di Indonesia, 75.000 desa, dan Kemenpar bersama Kemendes menargetkan 2000 desa wisata. Tahun 2018, baru 1.734 desa. Tahun 2019 ini mentargetkan 10.000 homestay di 10 destinasi prioritas. Selama 2017-2018, sudah menyentuh di 2.938 homestay. Diantaranya, mengubah menjadi homestay 2640 unit, merenovasi 203 unit, dan membangun baru 95 unit.

Pengembangan homestay dan desa wisata itu akan semakin memperkuat bahwa Pariwisata itu dampak ekonominya menetes sampai ke bawah. Persis yang visi Presiden Jokowi. Juga inline dengan konsep UNWTO dalam mendefinisikan sustainable tourism development. “Saya sering menggunakan istilah ECE – Environment, Community, dan Economic Value. Atau dengan bahasa yang lebih mudah 3P, Planet People Prosperity,” ungkap Arief Yahya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya