Pahangga Kekei, Oleh-Oleh Desa Ekowisata Ilomata

Pahangga Kekei, Oleh-Oleh Desa Ekowisata Ilomata - GenPI.co
Proses pencetakan gula merah secara tradisional (foto Ismail)

Desa Ilomata, jangan ditanya secantik apa desa yang berada di pinggiran Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, yang setiap sudutnya adalah keindahan.

Warga desa telah bersepakat untuk memajukan desanya dengan pendekatan pariwisata, bahkan mereka telah menganggarkan dana desanya untuk kepentingan ini. Bagaimana desa terpencil ini disulap menjadi desa yang nyaman dan layak dikunjungi oleh wisatawan, termasuk yang datang dari mancanegara.

Ada beberapa hal yang harus dikembangkan, seperti potensi budaya beserta alamnya yang masih sangat asri. Kebun-kebun warga yang masih menyimpan keanekagaman hayati berlimpah, burung, kuskus beruang, tarsius, hingga ular dan biawak.

Namun, tak elok jika sudah berkunjung disini tidak membawa oleh-oleh. Inilah yang menjadi ciri khas buah tangan dari desa ini, pahangga kekei.

Pahangga kekei seperti gula merah dalam kemasan mungil, yang disain untuk menjadi buah tangan bagi wisatawan yang datang ke desa nan sejuk ini.

“Gula merah ini berbahan baku air nira aren, yang disadap dari kebun-kebun warga setiap hari,” kata Shoman Usman, Ayahanda Desa Ilomata, Ayahanda adalah sebutan Kepala Desa dalam bahasa Gorontalo, Sabtu (2/2/2019).

Untuk membedakan dengan gula merah dari luar adalah kemasannya. Di desa ini bentuknya dibuat mungil, segenggaman orang dewasa. Gula ini pun dibungkus dalam daun woka kering (livistona) yang artistik, sehingga enak dilihat, klasik dan mudah dibawa.

“Saat ini belum skala komersial, hanya sebagai oleh-oleh gratis bagi pengunjung ke sini. Nantinya kami akan kembangkan skala komersial,” kata Shoman Usman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya