Dear Diary

Dan Pendar Keemasan itu Menyapu Pekat Malam

Dan Pendar Keemasan itu Menyapu Pekat Malam - GenPI.co
Ilustrasi. (Foto: Alfred/GenPI.co)

GenPI.co - Ambar menggerak-gerakkan tubuhku yang enggan diajak bangun. Hari masih sangat pagi. Tidak biasanya dia membuatku terjaga sedini  ini. Aku bangkit lalu duduk dengan linglung lantaran sisa mimpi masih terbayang dalam benakku. 

 “Ada apa,” tanyaku dengan acuh.

“Sayang, positif,” jawabnya sembari menunjukkan sebuah benda kepadaku. Sebatang test pack.

Benda yang digenggam Ambar itu seperti cambuk yang melecut tubuhku. Kesadaran seketika pulih. Aku meraih benda berwarna putih itu dari tangannya. Kuperhatikan dua garis merah melintang di salah satu ujungnya. Garis merah itu menandakan bahwa Ambar sedang hamil. Aku bingung. Demikian pula dirinya.

“Hamil ya,” kataku perlahan.

Ambar tidak menjawab. Ia hanya menghela napas panjang. Ini adalah tahun keempat perkawinan kami. Sepanjang itu Ambar telah tiga kali hamil. Namun mungkin Tuhan menghendaki lain. Ia selalu saja keguguran.

Masih teringat di benakku peristiwa empat tahun silam, ketika untuk pertama kalinya Ambar mendapati rahimnya telah tumbuh bakal manusia. Ia girang bukan kepalang. 

Meski usia kandungannya  masih dini, namun sering kudapati ia tengah mengusap perutnya.  Sepertinya ia coba memberitahu pada makhluk  kecil yang   ada di dalam sana agar tidak cemas, karena ada seseorang bernama Ibunda yang akan merawatnya kelak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya