Rumah Merah Bagian dari Sejarah Lasem

Rumah Merah Bagian dari Sejarah Lasem - GenPI.co
Rumah abang atau merah salah Satu destinasi yang wajib dikunjungi. (Foto; Mia)

Sebuah rumah bercat merah di kawasan Karang Turi Lasem ini memang menarik perhatian setiap pengunjung yang datang ke Lasem. Rumah milik Rudy Hartono ini dulunya memang rumah kuno yang sengaja direnovasi kembali dan dijadikan sebuah penginapan. Rumah merah ini pun digunakan sebagai ruang publik yang bisa digunakan oleh siapa saja. 

Rumah yang mengadopsi konsep percampuran China dan Indies Belanda ini merupakan bagian dari sejarah Lasem. Memang, tak ada data tertulis tentang kepastian bangunan ini dibangun, namun diperkirakan sudah ada pada abad ke-19, sekitar tahun 1800-an. 

Baca juga: Omah Oei Lasem, Kuno tapi Fotogenic

"Rumah ini saya beli dari generasi ke lima keluarga Tionghoa Lasem," Ungkap pak Rudy kepada tim GenPI.co saat berkunjung ke sana. 

Rumah merah dengan kombinasi gaya China dan Kolonial Indies Belanda menandakan sebuah representasi dari masa pra kemerdekaan di Jawa. Bangunan utama rumah merah ini seluas 265 meter persegi dan memiliki komposisi kamar sebagai pemisah ruang.

Sang pemilik asli membangun rumah ini dengan konsep Yin dan Yang. Hal ini bisa dilihat dari pembagian kamar yang simetris. Ruang tengahnya didesain untuk ruang altar keluarga. Uniknya lagi struktue kayu yang ada di bangunan ini masih asli dan dalam keadaan bagus. 

Sekarang rumah merah ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap atau aktivitas budaya saja, melainkan terdapat sebuah show room batik dan kafe yang sering digunakan untuk nongkrong anak-anak muda Lasem. 

Salah satu pemuda Lasem yang berkunjung di rumah merah mengaku senang berlama-lama nongkrong di sana.  "Tempatnya seru buat nongkrong, bagus buat foto-foto dan wifinya kencang," Ucap Salsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya