.webp)
Sel-sel yang diperbanyak ini akan diteliti dan dilihat bagaimana reaksinya. Selanjutnya diekstraksi virusnya, dalam jumlah yang lebih banyak.
"Dalam tahap ini, biasanya sudah mulai membuat vaksin dalam jumlah yang terbatas," lanjutnya.
Tahap kedua adalah uji praklinik, untuk memastikan bahwa vaksin yang dibuat dilakukan pengujian terhadap sel dan dilanjutkan dengan hewan percobaan.
Tahapan ini, kata Wiku, sering disebut studi "In Vitro" dan "In Vivo" untuk mengetahui keamanan vaksin sebelum diujicobakan kepada manusia.
“Proses ini, kami ingin memastikan bahwa sel-sel atau badan sel yang dimatikan dari virus ini diambil dan dimodifikasi supaya bisa menjadi bahan vaksin yang tepat sebelum diuji pada uji preklinis," kata Wiku.
Setelah uji praklinik berhasil, maka dilanjutkan uji klinis fase 1 ketika ilmuwan memastikan sampel vaksin minimal 100 vaksin, yang diujicobakan pada manusia untuk memastikan keamanan pada manusia.
Kemudian, menilai farmakokinetik dan farmakodinamik. Dalam uji klinis fase 1 juga untuk menentukan rentang dosis aman untuk manusia.
Selanjutnya masuk uji klinis fase 2 yang menggunakan sampel vaksin antara 100 sampai dengan 500 orang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News