
GenPI.co - Kabar meninggalnya siswi SMAN di Kabupaten Tangerang berinisial ST belum lama ini menambah daftar pelajar depresi akibat sistem belajar daring.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat hingga saat ini ada empat anak meninggal dunia selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menduga ST mengalami depresi karena pola pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Keluarga menduga ST depresi karena banyaknya tugas belajar daring selama pandemi covid 19. Menurut sang ayah, selama pandemi covid-19, putrinya disibukkan dengan tugas-tugas sekolah secara online," ujar Retno dalam keterangan resminya, Rabu, (18/11).
Hingga kini KPAI mencatat, sudah ada 4 anak yang meninggal, yaitu siswi SDN (8 tahun) yang tewas karena kerap dianiaya orangtuanya karena sulit diajarkan PJJ daring, siswi SMAN di Gowa (Sulsel) dan siswa MTs di Tarakan (Kalimantan Utara) yang bunuh diri karena diduga depresi akibat PJJ.
Retno pun meminta Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan membantu masyarakat, orang tua maupun anak untuk memahami ciri-ciri gangguan psikologis.
KPAI juga mendorong pihak sekolah dan para guru mengurangi beban psikologis peserta didik dengan mengurangi beban tuntutan pengumpulan tugas.
"Untuk tugas yang sudah menumpuk dan terlanjur tidak dikerjakan di waktu yang lalu diputuskan diberikan pemaafan," jelasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News