Perajin Tempe Terjepit, PSI Desak Pemerintah Tinjau Impor Kedelai

Perajin Tempe Terjepit, PSI Desak Pemerintah Tinjau Impor Kedelai - GenPI.co
Tempe. Foto: Ubud Food Festival

GenPI.co - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta pemerintah  lebih serius mengamankan pasokan dan harga kedelai agar produksi tempe bisa terjaga. 

Selain itu tidak ragu menindak para pelaku yang mengambil keuntungan secara tidak fair dari situasi kelangkaan kedelai belakangan. 

BACA JUGAPenimbun Kedelai Jangan Kabur, Satgas Polri Sudah Bergerak

“Kami sangat prihatin dengan kenaikan harga kedelai yang luar biasa. Tempe dan tahu banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, sumber protein yang terjangkau orang banyak," ujar Direktur Eksekutif DPP PSI, Andy Budiman, dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1).

Selanjutnya, Andy yang melakukan konferensi pers di sentra produksi tempe, Kedaung, Tangerang Selatan, mengatakan, PSI juga meminta pemerintah meninjau ulang pola impor kedelai.

“Mungkin perlu dibuka siapa yang mendapat kuota impor tempe, juga bagaimana sistem distribusinya. Jangan sampai kenaikan harga kedelai kembali terulang,” lanjutnya.

Seperti diketahui, sempat terjadi mogok produksi 160 ribu perajin tahu-tempe karena meningkatnya harga kedelai dari kisaran Rp6.500/kg menjadi Rp9.400/kg.

Indonesia mengimpor 2,6-2,7 juta ton kedelai setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri yang berkisar 3 juta ton di mana dua juta ton bahkan lebih diserap oleh perajin tahu tempe.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya