Pasca Kebakaran, Revegetasi Cagar Biosfer Giam Siak Terus Diupayakan

Pasca Kebakaran, Revegetasi Cagar Biosfer Giam Siak Terus Diupayakan - GenPI.co
Cagar Biosfer Siak Giam, Riau. (Foto: cakaplah.com)

GenPI.co - Badan Restorasi Gambut (BRG) berupaya untuk memulihkan vegetasi kawasan konservasi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CG-GSK BB) seluas 40 hektare. Upaya pemulihan tanaman hutan di CG-GSK BB berlangsung sejak 2018.  Pada tahun sebelumnya, kawasan itu dilahap kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Riau, Sarjono Budi Subechi menjelaskan, Revegetasi di Giam Siak seluas 40 hektare dengan tanaman jenis kayu seperti Meranti, Jelutung dan lainnya.

Ia melanjutkan, CG-GSK BB merupakan salah satu dari dua kawasan konservasi yang menjadi daerah intervensi atau wilayah kerja BRG di Provinsi Riau.  Kawasan lainnya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai.

Upaya revegetasi di TWA Sungai Dumai dibarengi dengan program revitalisasi atau peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Sementara di CG-GSK BB hanya sebatas revegetasi, karena tidak ada masyarakat yang tinggal di sekitar area pemulihan.

"Di Giam Siak hanya revegetasi saja. Di TWA Dumai kita kombinasikan, tergantung karakter sosial masyarakat. Revegetasi kan jangka panjang, makanya kita berikan tanaman seling untuk menunjang ekonomi masyarakat,” ujar Sarjono di Pekanbaru, Senin (1/4)

TWA Sungai Dumai yang berada di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai menjadi salah satu areal yang luluh lantak dihajar kebakaran pada 2017 silam. Setelah berhasil diatasi, BRG mengambil langkah pemulihan gambut yang rusak akibat bekas terbakar.

Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG) dimulai dengan membangun sejumlah sekat kanal. Mulai dari pembangunan "canal blocking" tersebut, BRG telah melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar areal tersebut.

Kemudian, upaya pemulihan gambut terbakar dilanjutkan dengan revegetasi dengan penanaman tanaman hutan. Selain itu, dia menjelaskan BRG juga mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman nanas disela-sela tanaman hutan. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya