#12 War Room

#12 War Room - GenPI.co
Menpar Arief Yahya

Nah, bagaimana konsep DOT ini kita jalankan di War Room kita? Nantinya kita harus punya apa yang disebut Country Manager, yaitu para strategists kita yang tahu betul kondisi pasar di berbagai negara yang menjadi target kita. Ketika Country Manager China tiba-tiba saya tanya mengenai bagaimana kondisi pasar China detik ini juga, maka dengan melihat informasi intelijen di War Room dia akan bisa langsung menjawab.

Di layar War Room ia akan langsung tahu wisatawan dari China originasinya dari mana saja, apakah China Selatan, Tengah, Utara dan jumlahnya berapa. Kemudian ia juga akan tahu wisatawan China itu berwisatanya ke mana saja dan mengapa bisa ke situ. Misalnya di China tiap tahun ada 120 juta wisatawan dan 10 jutanya pergi ke Thailand. Si Country Manager harus tahu kenapa: apakah karena faktor airlines-nya, karena promosinya yang gencar, atau karena faktor keamanan. Lalu ia juga harus tahu, kalau wisatawan China ke Thailand, yang paling mereka suka apanya: apakah pantainya, kulinernya, atau shopping-nya. Ini yang saya sebut kenali pelangganmu, sekaligus kenali musuhmu. Dalam konsep DOT, ini baru yang pertama, yaitu Origination.

Lalu bagaimana dengan Destination? Prinsipnya sama, kalau kita sudah mengetahui profil wisatawan China seperti apa, maka upaya promosi yang kita lakukan di destinasi-destinasi yang kita punya haruslah diarahkan ke sana. Kalau misalnya wisatawan China suka wisata pantai dan bawah laut, maka mungkin mereka kita arahkan ke Manado atau Raja Ampat.

Karena itu di dua destinasi ini harus kita susun program-program untuk menggaet mereka. Kita harus gencar mengomunikasikan diferensiasi pengalaman bawah laut di Manado dan Raja Ampat ke mereka. Ini yang saya sebut, kenali pelangganmu, lalu kenali dirimu.
Lalu Time. Kalau Origination kita bicara pelanggan, Destination kita bicara produk dan program, maka di Time kita bicara pola libur wisatawan dan bagaimana kita menyusun strategi di waktu-waktu libur tersebut. Sekali lagi saya ambil contoh China. Di China itu liburnya 5 kali setahun. Pertama, Februari ada Imlek; Kedua, Mei ada hari buruh; ketiga, Juli-Agustus liburan sekolah; keempat, Oktober hari besar orang China; dan kelima, Desembar ada Natal dan Tahun Baru. Semua informasi hari libur berbagai negara ini ada di War Room, sehingga War Room mampu memberikan peringatan dini atau early warning system (EWS).

Sekarang bulan Oktober, misalnya hari libur besar mereka jatuh pada tanggal 1-7 Oktober. Maka mesin War Room kita akan mengingatkan jauh hari sebelumnya. War Room akan tahu wisatawan di China akan membeli paket liburan berapa bulan sebelumnya: apakah 3 bulan, 2 bulan, atau sebulan sebelumnya. Berdasarkan informasi itulah kita melakukan selling besar-besaran ke pasar China di bulan Juli, Agustus, atau September. Ini semua harus secara sistematis dan otomatis kita rencanakan.

Itu untuk pasar China. Untuk pasar Singapura, nanti Country Manager Singapura akan melakukan analisis yang sama untuk pasar Singapura. Begitu pula untuk pasar-pasar lain. Jadi di sini upaya selling yang kita lakukan akan betul-betul presisi berdasarkan informasi akurat dan cepat yang kita dapat dari War Room. Kalau seluruh proses kerja ini bisa kita sistemkan, maka kita akan betul-betul bisa mengendalikan perang-perang yang kita jalankan dan memastikan kemenangan.

Ingat, setiap kemenangan harus kita rencanakan. Dan setiap perencanaan harus berdasar pada data dan informasi yang akurat dan cepat. Untuk itulah saya mendirikan War Room.
Sekali lagi: “Sesungguhnya Kemenangan Itu Direncanakan” 

Salam Pesona Indonesia..!!!
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya