Puncak Ritual Labuhan Merapi Dihadiri Ratusan Warga

Puncak Ritual Labuhan Merapi Dihadiri Ratusan Warga - GenPI.co
Prosesi puncak Labuhan Merapi di Bangsal Srimanganti Pos 1 Gunung Merapi, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Minggu (7/4). (Foto Istimewa)

GenPI.co — Ratusan warga dari berbagai daerah mengikut puncak ritual Labuhan Merapi. Tradisi ini digelar Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dalam rangka memperingati naik tahta Sultan Hamengku Buwono X di lereng Gunung Merapi, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Minggu.

Upacara tradisi yang digelar setiap Bulan Ruwah (Kalender Jawa) tersebut diawali dari petilasan rumah Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan.

Ratusan masyarakat bersama dengan para abdi dalem keraton mulai bergerak jalan mendaki lereng Gunung Merapi menuju Bangsal Srimanganti sekitar pukul 06.20 WIB. Iring-iringan para abdi dalem keraton tiba di lokasi labuhan, yaitu Bangsal Sri Manganti yang terletak di Pos 1 jalur pendakian Merapi yang hampir memakan waktu dua jam. Di lokasi itu "ubo rampe" (sesaji) dilabuh setelah selama satu malam di semayamkan di Kinahrejo.

"Ubo rampe" tersebut berupa kain yang dinamai sinjang cangkring, sinjang kawung kemplang, semekan gadhung, semekan gadhung melati, semekan banguntulak, kampuh poleng ciut, dhestar daramuluk, paningset udaraga. Masing-masing satu lembar.

Satu persatu ubarampe yang berada dalam peti berwarna merah dikeluarkan. Sembari disebutkan nama-nama "ubo rampe" itu.

Selanjutnya, dilakukan doa bersama yang dipimpin Juru kunci Gunung Merapi, Masbekel Anom Suraksosihono atau yang akrab disapa Mas Asih.

Usai doa, para abdi dalem membagikan plastik kecil yang berisi nasi gurih dengan lauk suwiran daging ayam ingkung. Para wisatawan, yang sekadar menonton ritual tersebu juga turut kebagian untuk "ngalap" (mendapat) berkah. Prosesi itulah yang disebut Labuhan Merapi.

"Saat labuhan ada semacam prosesi serah terima yaitu saat di Bangsal Sri Mnganti. Setelah disampaikan lalu dilorot lagi. Ini istilahnya 'lorotane'. Jadi bukan dibuang di kawah. Tapi disajikan di situ (Bangsal Sri Manganti, red.). Setelah diterima, kemudian dibawa turun," kata Mas Asih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya