Data Inflasi AS Masih Kejutkan Pasar, Gerak Harga Emas Labil

Data Inflasi AS Masih Kejutkan Pasar, Gerak Harga Emas Labil - GenPI.co
Emas dunia masih dipengaruhi rilis data inflasi AS yang angkanya di atas ekspektasi pasar (foto: Istimewa)

“Volatilitas naik turun memang cukup tinggi di emas karena sentimen suku buga acuan AS ini. [Harga emas Comex], mungkin tutup melemah tipis ke 1.405 hari ini [12 Juli 2019],” kata Ariston.

Rilis angka inflasi tersebut telah mematahkan penguatan harga emas yang terjadi pada Rabu (10/7/2019), usai Ketua The Fed  Jerome H. Powell di depan Kongres mengatakan bahwa bank sentral Amerika memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Dari pidato terebut, pasar menangkap adanya peluang bank sentral AS untuk menurunkan tingkat suku bunga bunga, pada pertemuan the Fed pada akhir Juli ini. Pelonggaran ekonomi ini akan mendorong pasar meninggalkan aset save haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko, antara lain saham dan obligasi.

Harga emas Comex pada Rabu (10/7/2019) ditutup menguat ke US$1.412,5 per troy ounce.

"Ketika ada potensi menurunkan suku bunga. Ada peralihan save haven jadi aset seperti saham dan obligasi,” kata Maximilianus Nico Demus, Direktur Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas.

Namun setelah data inflasi AS dirilis yang di atas ekspektasi dan menimbulkan keraguan pasar Fed akan menurunkan suku bunga, harga emas pun pada Kamis tidak melanjutkan penguatannya dan berada di US$1.406,7 per troy ounce.

Sementara itu Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengemukakan perang dagang dan proses Brexit di Inggris bisa kembali menguatkan harga emas dunia, dan pasar terus menunggu keputusan bank sentral AS atas suku bunganya pada akhir bulan ini.

“Kemungkinan kembali menguat karena dampak dari perang dagang dan Brexit. Untuk the Fed tunggu akhir bulan,” kata Ibrahim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya